Senin, 21 November 2011

Bermain Petualangan

Tanggal 20/11/20-11 ini, aku akan berlibur ke rumah nenekku. Saat sudah sampai, aku dan kakakku bermain komputer. Tidak lama setelah kami datang, sepupu seumuranku, Zefanya datang untuk bermain dengan kami. Kami bermain komputer sambil tertawa-tawa. Tidak lama kemudian, internetku matikan karena, ingin bermain Paint saja.
Aku dan Zefa memutuskan untuk menggambarkan orang yang menjijikan dan, hasilnya sungguh menggelikan. Zefa mengajakku bermain petualangan. Aku pun menurutinya. Pertama-tama, kami harus mengambil mainan yang ada digudang kecil milik sekolah mamaku. Saat kami berdua melihat, pintunya digembok! Kebetulan, ada kursi didekat pintu itu. Kami menggesernya sehingga kursi itu berpindah tempat ke depan tengah pintu kecil itu. Pintunya tidak tertutup seperti pintu biasa. Bagian setengahnya dipotong. Karena Bu Aya, mba-nya nenekku sedang pergi kekamar nenekku, kesempatan kami untuk mengambil kursi satu lagi di kelas.
Zefa naik keatas kursi yang pertama dan menaruh kursi yang satu di dalam gudang kecil itu. Ia menaiki kursi yang satu dan sampai di gudang. Aku mengikutinya. Kami mengambil sedikit mainan yang sepertinya tidak berhubungan dengan PETUALANGAN -_- . Ya, contohnya seperti sendok dan penjepit mainan!
Kami pun kembali ke kelas depan tanpa mengambil satu mainan pun.
"Terus, bagaimana dong?" keluh Zefa "Ambil satu mainan saja yang penting!" jawabku "Penjepit mainan itu saja!" usul Zefa, aku mengangguk kurang setuju. "Oke, aku saja yang ambil, saat ada kesempatan, aku akan pergi mengambilnya. Kau diam disini" usul Zefa. Memang sih, di depan pintu kelas tengah ada ruang TV tempat Bu Aya sering menonton. Jadi, kami harus jaga-jaga.
Nenekku memanggil Bu Aya. Jadi, ada kesempatan Zefa untuk pergi. Sesaat, Zefa sampai. Saat aku membuka pintu kelas tengah. Aku melihat tidak ada Bu Aya di ruang TV. "Wah! Parah nih! Bisa saja Zefa ketahuan!" batinku. Saat aku melewati ruang TV dan mendekati ruang dapur yang disampingnya gudang, aku melihat Bu Aya sedang meminum segelas air putih. Aku hanya nyengar-nyengir berpura-pura ingin ke dapur. Saat Bu Aya sedang berjalan ke arah sofa, aku kedepan TV dan setelah itu kembali ke tempat gudang. "Sssttt!" bisikku "Sudah tidak ada?" tanya Zefa "Sedang asyik nonton!" jawabku. Daripada Bu Aya curiga darimana Zefa datang, kami pun melewati pintu kelas belakang. Rupanya, pintu itu terkunci! Hahh, aku kembali lagi ke pintu kelas tengah dan ke pintu penghubung dan sampai di pintu kelas belakang. Aku membuka kuncinya. Tapi, ah! Susah menariknya! Akhirnya, pintunya pun terbuka. Kami kembali mengunci pintu itu.
"Hahh, seru!" seruku "Hhh, belum saja kita main! Ini sudah petualangan!" jawab Zefa cekikikan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar